Dalam sebuah SDLC (System Development Life Cycle) terdapat 1 dari 6 fase yang disebut dengan ”Evaluasi sistem dan seleksi”, fase tersebut merupakan proses dimana nilai sistem, biaya dan keuntungan (cost & benefit) dibandingkan dengan salah satu sama lain dan dipilih untuk perancangan yang lebih rinci Fase ini menjadi proses pengoptimasian yang melihat apakah suatu sistem dapat dikerjakan dan juga memenuhi permintaan dari user.
Keputusan untuk mengubah ke sebuah sistem yang baru memang sangat sulit, dan untuk mengevaluasi sistem informasi dan keputusan pemilihan bersumber kepada beberapa bagian yaitu Nilai sistem (TELOS, PDM, dan MURRE), dan Analisa biaya keuntungan.
Faktor pada perancangan MURRE terdiri dari beberapa bagian yaitu (Maintainability, Usability, Reusability, Reliabelity, Extendability), ”Semakin tinggi nilai faktor MURRE maka semakin tinggi pula kualitas perancangan sebuah sistem” sehingga faktor perancangan MURRE bisa dijadikan sebagai salah satu faktor penilaian untuk mempresentasikan dari sebuah kualitas perancangan sistem.
1.1 Menilai Maintainability (Maintainability)
Dalam me-maintain (memelihara) sistem, perancagan sistem harus memperhatikan beberapa hal berikut ini yaitu : Membuat kamus data standard, menggunakan bahasa pemprograman standar, menginstall arsitektur komputer standar, menggunakan perancangan secara modul, menyiapkan dokumentasi yang komprehensif, jelas dan terbaru.
1.2 Menilai Kegunaan (Usability)
Faktor nilai kegunaan lebih nersifat kepada manusia. Faktor perancangan ini lebih berhubungan dengan pencapaian kesuksesan atau kegagalan suatu system yang baru. Adalah penting bagi setiap uset mendapatkan systemnya dapat digunakan, sebaliknya jika sistemnya fancy, system terlalu njelimet (sophisticated) menggunakan teknologi terbaru maka akan gagal.
Produk dari system yang user inginkan adalah informasi, yang memiliki 2 dimensi yaitu substance dan form. Substance lebih melihat kepada perancangan output yang relevan, akurat dan sesuai dnegan waktu. Form lebih melihat kepada kognitif user. Output dalam form harus atrakfit dan dimengerti. Misalnya bentuk pelaporan dalam tabel maupun grafik.
1.3 Menilai Kegunaan Kembali (Reuseability)
Menilai kegunaan kembali, merupakan kemampuan dari menggunakan software atau komponen system yang sama untuk aplikasi yang lain dimana masih memiliki kemampuan yang tinggi. Ini merupakan tujuan yang diinginkan karena dapat mengurangi biaya pengembangan system di masa yang akan datang. Misalnya 50% dari modul software sistem yang dikembangkan digunakan untuk aplikasi baru berikutnya sehingga 50% biaya pengembangan software dan waktu yang digunakan untuk aplikasi baru dapat dihilangkan.
1.4 Menilai Kehandalan (Reliabelity)
Adalah sebuah nilai yang diukur berdasarkan dari seberapa bergantungnya sebuah sistem dapat menjalankan fungsinya. Mean Time Between Failures (MTBF) merupakan pengukuran kuantitatif dari kehandalan dan diekspresikan dala bulan atau tahun. MTBF merupakan merupakan waktu rata-rata system diharapkan beroperasi sebelum gagal Mean Time To Repair (MTTR) merupakan pengukuran kuantitatif dari kemampuan pemeliharaan (maintain) dan di ekspresikan dalam detik dan menit. “MTBF ditingkatkan dan MTTR diturunkan”.
1.5 Menilai Perluasan (Extendability)
Perluasan (extendability) memberikan sistem menjadi tinggi dan fleksibelitas, sehingga dapat mengubah atau beradapatasi dengan mudah terhadap perubahan-peruabahan permintaan user. System yang di implementasikan mungkin bekerja dengan sangat baik untuk waktu yang pendek, tetapi jika menjadi dead-end, system tidak fleksibel tanpa kemampuan beradaptasi dan berkembang, akan sulit bagi user untuk mengubah atau menambah. Extendability berhubungan dengan maintainability. Factor perancagan ini lebih berhubungan dengan menumbuhkan potensi sitem dan meningkatkan kemampuan beradaptasi ke lingkungan baru, dimana maintainability lebih mejadi agar system beroperasi sesuai perancangan awal.
Sunday, June 14, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment