Wednesday, December 16, 2009

Struktur Organisasi Beserta Tugas-tugas Perlevel Pada Bank DKI (Tugas SPK 2)

A. Sekilas Tentang Bank DKI.

Bank DKI didirikan berdasarkan Akte No. 30 tanggal 11 April 1961 yang dibuat di hadapan Notaris Eliza Pondaan, SH di Jakarta, dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta Raya yang disingkat BPD Jaya.

PT Bank DKI semula merupakan Bank Milik Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta berbentuk Perusahaan Daerah didirikan berdasarkan Peraturan Daerah No. 13 tahun 1962 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah dan terakhir dengan Peraturan Daerah No. 1 tahun 1993 tanggal 15 Januari 1993

Visi Bank DKI adalah Memiliki kinerja terbaik diantara bank sekelasnya (Menurut kriteria Permodalan API), Memiliki kinerja dan reputasi yang baik dan menjadi pilihan utama nasabah dan stakeholder lainnya, sedangkan misi Bank DKI adalah Bank berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha, masyarakat dan andalan Pemprov. DKI yang memberi nilai tambah bagi stakeholder melalui pelayan terpadu dan profesional

B. Struktur Organisasi pada Bank DKI.

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai sedikit gambaran struktur organisasi pada bank DKI dan beberapa job desk dan tanggung jawabnya, adapun struktur organisasi pada Bank DKI adalah sebagai berikut :
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
· Mengevaluasi dan mengesahkan laporan tahunan serta keputusan untuk kemajuan perusahaan.

2. Dewan Komisaris
· Mengawasi Direksi perusahaan dalam mencapai kinerja dalam business plan dan memberikan nasehat kepada direksi mengenai penyimpangan pengelolaan usaha yang tidak sesuai dengan arah yang ingin di tuju oleh perusahaan.
· Dewan komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan good corporate govermance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi
· Dewan komisaris wajib memastikan bahwa direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor external, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

3. Direksi.
· Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan di Bank DKI
· Merencanakan dan menyusun program kerja.
· Membina pegwai.

4. Direktur Kepatuhan.
· Membuatr kajian terhadap kelayakan dan prosedur Bank DKI.
· Pengelolaan siklus proses perencanaan strategi Bank DKI.
· Pemberian dukungan kepada direksi dalam memantau, mengevaluasi dan mengendalikan kinerja manajemen, operasional bisnis dan resiko-resiko usaha lainnya yang dihadap bank DKI.

5. Direktur Pemasaran.
· Berkoordinasi dan mengendalikan rencana dan aktivitas pemasaran kredit menengah dan mengelola analisa resiko kredit, analisa laporan keuangan dan analisa kebutuhan kredit.
· Koordinasi pemasaran dan pengembangan bisnis bank DKI
· Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah.

6. Direktur Operasional
· Bertanggung jawab dalam mengelola kegiatan RTGS, kliring dan kiriman uang serta mellakukan pembukuan transaksi kantor pusat.
· Bertanggung jawab dalam melayani keluhan atas transaksi untuk diteruskan kepada pihak terkait.

7. Direktur Keuangan
· Bertanggung jawab atas terselenggaranya pengelolaan portfolio secara sehat dan mengelola bisnis tresuri dan jasa-jasa luar negrisebagai salah satu bisnis yang menguntungkanbagi bank DKI.
· Mengelola kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas penyusunan, pelapora dan evaluasi aggaran induk, penyelenggaraan kegiatan pembukuan dan akutansi di bank DKI.

8. Pimpinan Cabang.
· Menetrapkan rencana kerja dan anggaran, sasaran usaha dan tujuan yang akan dicapai.
· Mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi seksi-seksi kerja menurut bidang dan tugasnya.
· Memasarkan produk dan jasa Bank DKI kepada nasabah.

9. Wakil Pemimpin bidang operasional.
· Mengelola sistem otomasi
· Mengelola administrasi atau portepel kredit.
· Mengelola administrasi dalam negri dan kliring cabang.
· Mengelola data informasi dan keuangan cabang.
· Mengelola administrasi umum, logistik dan kepegawaian cabang.
· Megelola daftar pos terbuka.
· Mengelola administrasi ATM Bersama.

10. Pemimpin cabang pembantu.
· Memantau perkembangan usaha cabang pembantu.
· Menyelesaikan permasalahan yang di hadapi cabang pembantu.
· Menyelesaikan fungsi kontrol intern terhadap kegiatan usaha cabang pembantu.

C. Penerapan Sistem Pendukung Keputusan pada Bank DKI.

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penerapan keputusan-keputusan yang di ambil oleh beberapa bagian, yaitu bagian Pemegang Saham, Management dan Pemerintah untuk penjelasannya adalah sebagai berikut :

Pemegang Saham
Salah sata keputusan yang biasa di lakukan oleh sorang pemegang saham adalah keputusan untuk tetap meninvestasikan uangnya atau keputusan untuk menarik semua investasinya di sebuah perusahaan, dimana dalam melakukan keputusan-keputusan tersebut di dasari atas beberapa hal antara lain adalah:
a. Laporan Hutang Perusahaan (Ratio Hutang).
b. Laporan Keuntungan atau Aset perusahaan (Ratio Keuntungan).
c. Liquiditas Perusahaan.
d. Stabilitas Ekonomi, dan lain-lain.

Manajement Perusahaan.
Keputusan-keputusan yang bisa di lakukan oleh pihak manajement perusahaan salah satunya adalah penyusunan program kerja, penetapan anggaran dan pengembangan bisnis.

Pihak Pemerintah.
Keputusan yang bisa diambil oleh pihak pemerintah adalah dengan melakukan pemilihan keputusan untuk kebijakan suku bunga bank dan lain-lain.

MUHAMMAD NOVAN BILLIRANTO / 92208066 / 35SIB

Saturday, November 28, 2009

Sistem Pendukung Keputusan (Tugas 1) Memilih Universitas S2

Sistem pendukung pengambilan keputusan atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan Decision Support System merupakan bagian dari sistem informasi yang berbasis komputer yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, perusahaan atau personal.

Sedangkan menurut Moore dan Chang, Sistem pendukung pengambilan keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, perencanaan masa depan dan digunakan pada saat yang tidak biasa.


Selain sistem pendukung pengambilan keputusan digunakan pada sebuah perusahaan sistem pendukung pengambilan keputusan juga bisa dilakukan untuk kebutuhan personal, sebagai contoh penggunaan sistem pendukung pengambilan keputusan pada sisi perorangan yang bisa saya jadikan contoh adalah ketika mengambil keputusan untuk memilih universitas dalam bidang pendidikan pasca sarjana saya.


Dalam melakukan Sistem pendukung pengambilan keputusan di lakukan dalam beberapa tahapan, diantaranya adalah sebagai berikut :


1.
Definisi Masalah.

Sebelum melakukan sebuah pengambilan keputusan langkah pertama yang harus dilakukan pertama kali adalah mendifinisikan masalah dan juga mengidentifikasikan masalah, dimana saya mencari dahulu permasalahan yang paling utama, dalam permasalahan kali ini adalah ”dimana saya harus melanjutkan pendidikan S2 saya pada Universitas saya yang lama (Universitas Bina Nusantara) atau melanjutkan di Universitas yang baru (Universitas Gunadarma)??”

Inilah salah satu gambaran permasalahan yang saya hadapi, dimana dalam permasalahan pemilihan tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor dalam menentukan pilihan diantaranya adalah : tempat, biaya, komunitas, akreditasi, dll.


2.
Pengumpulan data dan Informasi yang Relevan


Langkah berikutnya adalah melakukan pengumpulan data-data dan informasi relevan yang nantinya akan membantu dalam pemberian alternativ solusi kepada pengguna. Dimana data-data yang saya dapatkan adalah


a.
Jarak antara Wisma Antara (Office) ke kampus Gunadarma Kenari kurang lebih sebesar 4,5 Km (sumber menggunakan applikasi map source).

b.
Untuk jarak Wisma Antara ke kampus Bina Nusantara JWC membutuhkan jarak tempuh sekitar 7,6 Km (sumber menggunakan applikasi map source).

c.
Akreditasi untuk Program Studi S2 Manajemen Sistem Informasii Universitas Gunadarma memiliki akreditasi B (sumber BAN-PT).

d.
Untuk akreditasi Program Studi S2 Manajemen Sistem Informasi Universitas Bina Nusantara juga memiliki akreditasi B (sumber BAN-PT).

e.
Untuk Biaya perkuliahan Program Studi S2 Manajemen Sistem Informasii Universitas Gunadarma membutuhkan biaya kurang lebih 20 juta.

f.
Biaya perkuliahan pada Program Studi S2 Manajemen Sistem Informasi Universitas Bina Nusantara membutuhkan biaya sebesar kurang lebih sebesar 40 juta.


3.
Pengolahan data menjadi Informasi


Berdasarkan data-data yang sudah di dapatkan dari beberapa sumber disertai dengan data-data pendukungnya data-data tersebut diolah untuk menjadi sebuah informasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dalam pencarian dari solusi yang dibutuhkan.


4.
Menentukan alternatif-alternatif solusi


Dari hasil data-data yang didapatkan dan data-data pendukung lainnya dengan mempertimbangkan faktor biaya, flexibelitas jadwal, dan citra universitas sebagai prioritas yang utama maka solusi yang saya pilih adalah melanjutkan pendidikan Program Studi S2 di Manajemen Sistem Informasii Universitas Gunadarma dengan didukung juga data-data yang saya dapatkan dari pengalaman saya seperti meilih Universitas yang berbeda dari Universitas yang sebelumnya akan mendatangkan banyak relasi dan perluasan almamater, dan lain sebagainya.

Wednesday, November 4, 2009

Stock Index Futures

Sebagian dari kita mungkin sudah tidak asing lagi jika mendengar investasi pasar modal, obligasi, reksadana, property dan lain-lain. Namun mungkin sedikit asing untuk yang namanya Stock Index Futures. Dan dalam beberapa waktu ini juga sangat sering kasus-kasus investor yang merasa di tipu ketika mereka menginvestasikan uangnya ke Stock Index Futures, oleh karena itu saat ini saya akan coba membahas mengenai apa itu Stock Index Futures.

Stock index futures merupakan kontrak untuk membeli atau menjual nilai dari suatu index saham pada harga tertentu pada waktu yang telah di tentukan di masa yang akan datang. Pelaku bisnis dan para trader bertransaksi stock index futures atau indeks berjangka dengan alasan yang berbeda-beda.

Sebagai contoh seorang investor yang memperkirakan harga dari suatu index saham akan naik untuk periode waktu tertentu berusaha mengambil keuntungan dengan cara membeli kontrak berjangka pada indeks saham tersebut. Keuntungan atau kerugian tergantung dari apakah harga dari indeks saham tersebut naik atau turun.

Sebaliknya, investor yang lain atau investor yang sama bisa berspekulasi terhadap penurunan harga yang telah diperkirakan dengan cara menjual terlebih dahulu kontrak indeks saham berjangka pada saat ini, dengan harapan mereka nanti bisa menutup transaksi yang menguntungkan dengan cara membeli jenis kontrak indeks saham berjangka yang sama. Berikut tampilan Stock index futures yang saya ambil dari http://rti-ifx.com/


Ada 4 macam produk indeks yang sering diperdagangkan di perusahaan futures lokal. Diantaranya yakni :

1. Hongkong Hangseng 33

Index Hangseng merupakan index pasar saham di pasar Hongkong. Digunakan untuk mencatat perubahan pasar setiap harinya. HSI mulai diperdagangkan pada 24 November 1969, dibentuk dan diawasi oleh HSI Service Limited, yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Bank Hangseng, Bank kedua terbesar di Hongkong.

2. Japanese Nikkei 225
Index Nikkei merupakan saham asia yang paling diperhatikan oleh masyarakat. Pergerakan index nikkei diberitakan setiap hari oleh koran Nihon Keizai Shinbun sejak 1971 dan merupakan salah satu faktor yang membuat Yen kuat. Setiap komponen yang didalamnya diseleksi setahun sekali.

3. Korean Kospi 200
Korea Composite Stock Price Index (KOSPI) merupakan index dari seluruh perusahaan yang diperdagangkan di Bursa Efek Korea. Index merupakan pasar yang didasarkan oleh pergerakan pasar. Indeks ini diperkenalkan pada tahun 1983. Nilai dasar 100 saham ditetapkan pada tanggal 4 Januari 1980.

4. United State Dow Jones
Dow Jones Industrial Average (DJIA) merupakan salah satu dari index saham yang diciptakan oleh Wall Street Journal dan pendiri Dow Jones, Charles Dow. Dow mengeluarkan index sebagai cara untuk meningkatkan pasar saham industri Amerika. Dow Jones merupakan Dasar index tertua di Amerika.

Beberapa hal yang membedakan investasi di pasar modal (Saham) dengan Index Futures adalah sebagai berikut :
1. Kalau investasi saham, kita beli FISIK barang (saham). Kalau futures, kita beli angka di monitor.

2. Kalau saham, transaksinya ada di BURSA. Kalau futures (biasanya) hanya dilakukan oleh perusahaan pialang tersebut (pasar sendiri).

3. Kalau saham, tidak ada JANGKA WAKTU, artinya, kita boleh pegang saham tersebut sampai kapanpun. Kalau futures, ada masa kontrak (1 bulan, 3 bulan), sehingga apabila kita beli kontrak, maka kita harus jual kontrak tersebut sebelum jatuh temponya, walaupun harga turun.

4. Kalau saham, tidak ada CUT LOSS dari perusahaan sekuritas. Apabila harga saham turun, kita bisa tahan barang, sampai harga saham kita naik kembali, sehingga uang tidak hilang. Namun untuk futures, apabila index turun lebih banyak dari modal yang kita punya, maka modal kita akan di CUT LOSS oleh pialang, sehingga uang kita lenyap dengan seketika

Tuesday, November 3, 2009

Akhirnya Windows 7 Dirilis


Akhirnya pada tanggal 22 Oktober 2009, Microsoft meluncurkan secara resmi system operasi Windows 7. Peluncuran dilakukan secara serentak di sejumlah Negara, termasuk di Indonesia. Seperti diketahui Windows 7 merupakan system operassi pengganti Windows Vista yang beredar sejak 2007 lalu, dan kurang mendapat sambutan yang menggembirakan dari pasar.

Ada 4 versi Windows 7 yang di hadirkan untuk pengguna retail, yakni versi Home Basic, Home Premium, Profesional, dan Ultimate, di Indonesia. Keempatnya tersedia mulai dari harga 900 ribu sampai 2,5 juta rupiah per lisensi. Dikesempatan yang sama, Microsoft juga meluncurkan windows Phone di tanah air, serta menghadirkannya pula ke lebih dari 20 negara di dunia.

Windows phone sendiri merupakan ponsel yang menggunakan system operasi Microsoft. Beberapa produsen Windows Phone sudah siap menghadirkan produk-produknya ke tanah air, yaitu Acer dengan seriNeoTouch, be Touch, Asus dengan seri M20, LG Seri GN739 dan Times, serta Samsung dengan seri Omnia dan Omnia Pro.

Analisis Ratio PT. Astra Agro Lestari Tbk

Hari ini iseng-iseng lagi gk ada kerjaan, terus coba-coba cari kesibukan alhasil mau coba mereview Ratio PT. Astra Agro Lestari Tbk

PT. Astra Agro Lestari Tbk adalah salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang Agriculture, perusahaan ini melistingkan dirinya pada tanggal 09 Desember 1997 dengan nilai IPO pertamakali sebesar 1550. perusahaan yang beralamat di Jl. Ir Juanda No.22 Jakarta 12120 menjadi pilihan kelompok kami dalam tugas analisa laporan keuangan, adapun alsan pemilihan laporan keuangan pada perusahaan ini adalah sebagai berikut :

1. Analisa Manajement Perusahaan

Pada bagian analisa manajement akan di jelaskan mengenai analisis ratio-ratio yang berhubungan pada penilaian PT. Astra Agro Lestari Tbk, analisa manajement mencangkup kepada analisa ratio Return on Equity (ROE), Return on Aset (ROA) dan Net Profit Margin. Untuk perhitungan ketiga ratio tersebut berdasarkan acuan laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk adalah sebagai berikut :


Pada tabel Analisa Manajement dapat di ketahui nilai dari Return on Equity (ROE), Return on Aset (ROA) dan Net Profit Margin pada tiap-tiap tahun, yaitu dari tahun 2004 hingga tahun 2008 pada data diatas dapat dilihat bahwa kinerja secara manajement untuk perusahaan pada PT. Astra Agro Lestari Tbk cukup baik, dimana pada masing-masing nilai analisis ratio mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan selalu memiliki nilai rata2 diatas 0.30 atau 30%.

2. Analisa Resiko Perusahaan
Untuk analisa resiko pada perusahaan ini akan di identifikasikan berdasarkan analisis pada rasio Debt Ratio, dan Debt to Equity Ratio (DER) analisis berdasarkan kedua variable ini kami jadikan nilai pengacu untuk menentukan tinggi atau rendahnya resiko yang dialami jika ingin berinvrstasi pada PT. Astra Agro Lestari Tbk.


Pada analisa Resiko dapat dilihat bahwa perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk memiliki variabel-variabel pendukung yang dapat mengetahui besarnya Resiko kegagalan padap erusahaan ini. Dan dari hasil rata-rata nilai pada tabel diatas bisa disimpulkan bahwa resiko pada perusahaan tersebut dari tahun ketahun selalu menurun tingkat persentasenya dan memiliki nilai rata-rata dibawah 3.0% atau bahkan dibawah 26.4%.

Monday, June 15, 2009

Tugas Perancangan Perangkat Lunak ..

1. Dibutuhkan sebuah.perangkat lunak yang dapat digunakan oleh setiap turis /calon turis
Salatiga untuk mendapatkan berbagai informasi serta melakukan beberapa transaksi secara
online (melalui aplikasi berbasis web). Informasi yang harus dapat diperoleh setiap turis
adalah sebagai berikut :
a. Informasi mengenai tempat wisata, hotel, alat transportasi dan rumah sakit di Salatiga.
b. Perangkat lunak juga harus menyediakan sarana bagi turis untuk melakukan pemesanan
hotel dan penyewaaan mobil.
c. Perangkat lunak akan meneruskan data pemesanan hotel dan penyewaan mobil ke
system lain (misal Sihotel dan Sirental).
Informasi yang dikelola perangkat lunak ini dikelola oleh seorang admin, sehingga informasi
tersebut selalu up to date, dan buatlah DFD dari level 1…

2. Terdapat ERD dalam Sistem Administrasi Akademik
a. Tolong jelaskan hubungan antar entity nya
b. Buat Tabel database nya dan jelaskan kardinalistasnya

untuk jawaban lebih detail bisa download jawabannya di sini

Tugas Perancangan Perangkat Lunak

Sunday, June 14, 2009

Analisis MURRE

Dalam sebuah SDLC (System Development Life Cycle) terdapat 1 dari 6 fase yang disebut dengan ”Evaluasi sistem dan seleksi”, fase tersebut merupakan proses dimana nilai sistem, biaya dan keuntungan (cost & benefit) dibandingkan dengan salah satu sama lain dan dipilih untuk perancangan yang lebih rinci Fase ini menjadi proses pengoptimasian yang melihat apakah suatu sistem dapat dikerjakan dan juga memenuhi permintaan dari user.
Keputusan untuk mengubah ke sebuah sistem yang baru memang sangat sulit, dan untuk mengevaluasi sistem informasi dan keputusan pemilihan bersumber kepada beberapa bagian yaitu Nilai sistem (TELOS, PDM, dan MURRE), dan Analisa biaya keuntungan.
Faktor pada perancangan MURRE terdiri dari beberapa bagian yaitu (Maintainability, Usability, Reusability, Reliabelity, Extendability), ”Semakin tinggi nilai faktor MURRE maka semakin tinggi pula kualitas perancangan sebuah sistem” sehingga faktor perancangan MURRE bisa dijadikan sebagai salah satu faktor penilaian untuk mempresentasikan dari sebuah kualitas perancangan sistem.

1.1 Menilai Maintainability (Maintainability)
Dalam me-maintain (memelihara) sistem, perancagan sistem harus memperhatikan beberapa hal berikut ini yaitu : Membuat kamus data standard, menggunakan bahasa pemprograman standar, menginstall arsitektur komputer standar, menggunakan perancangan secara modul, menyiapkan dokumentasi yang komprehensif, jelas dan terbaru.

1.2 Menilai Kegunaan (Usability)
Faktor nilai kegunaan lebih nersifat kepada manusia. Faktor perancangan ini lebih berhubungan dengan pencapaian kesuksesan atau kegagalan suatu system yang baru. Adalah penting bagi setiap uset mendapatkan systemnya dapat digunakan, sebaliknya jika sistemnya fancy, system terlalu njelimet (sophisticated) menggunakan teknologi terbaru maka akan gagal.

Produk dari system yang user inginkan adalah informasi, yang memiliki 2 dimensi yaitu substance dan form. Substance lebih melihat kepada perancangan output yang relevan, akurat dan sesuai dnegan waktu. Form lebih melihat kepada kognitif user. Output dalam form harus atrakfit dan dimengerti. Misalnya bentuk pelaporan dalam tabel maupun grafik.

1.3 Menilai Kegunaan Kembali (Reuseability)
Menilai kegunaan kembali, merupakan kemampuan dari menggunakan software atau komponen system yang sama untuk aplikasi yang lain dimana masih memiliki kemampuan yang tinggi. Ini merupakan tujuan yang diinginkan karena dapat mengurangi biaya pengembangan system di masa yang akan datang. Misalnya 50% dari modul software sistem yang dikembangkan digunakan untuk aplikasi baru berikutnya sehingga 50% biaya pengembangan software dan waktu yang digunakan untuk aplikasi baru dapat dihilangkan.

1.4 Menilai Kehandalan (Reliabelity)
Adalah sebuah nilai yang diukur berdasarkan dari seberapa bergantungnya sebuah sistem dapat menjalankan fungsinya. Mean Time Between Failures (MTBF) merupakan pengukuran kuantitatif dari kehandalan dan diekspresikan dala bulan atau tahun. MTBF merupakan merupakan waktu rata-rata system diharapkan beroperasi sebelum gagal Mean Time To Repair (MTTR) merupakan pengukuran kuantitatif dari kemampuan pemeliharaan (maintain) dan di ekspresikan dalam detik dan menit. “MTBF ditingkatkan dan MTTR diturunkan”.

1.5 Menilai Perluasan (Extendability)
Perluasan (extendability) memberikan sistem menjadi tinggi dan fleksibelitas, sehingga dapat mengubah atau beradapatasi dengan mudah terhadap perubahan-peruabahan permintaan user. System yang di implementasikan mungkin bekerja dengan sangat baik untuk waktu yang pendek, tetapi jika menjadi dead-end, system tidak fleksibel tanpa kemampuan beradaptasi dan berkembang, akan sulit bagi user untuk mengubah atau menambah. Extendability berhubungan dengan maintainability. Factor perancagan ini lebih berhubungan dengan menumbuhkan potensi sitem dan meningkatkan kemampuan beradaptasi ke lingkungan baru, dimana maintainability lebih mejadi agar system beroperasi sesuai perancangan awal.